Suatu hari terjadilah sebuah kisah
sepasang burung merpati yang sangat menyentuh hati. Kisah ini bermula
ketika seekor merpati jantan menemukan merpati betina yang sedang
tergeletak dibawah pohon dengan luka tembakan senapan disayapnya.
“kamu kenapa?” tanya merpati jantan.“sayapku terkena senapan oleh para pemburu itu” jawab lirih merpati betina.
Dengan berbaik hati sijantan bermaksud menolong merpati itu.
“baiklah, coba aku lihat lukamu, siapa tahu aku bisa menyembuhkanmu” sijantan menawarkan pertolongan.
Sijantan melihat luka betina itu dan bermaksud mengobatinya. Akan tetapi luka itu ternyata sungguh parah,
memerlukan beberapa hari untuk menyembuhkannya. Sijantan menawarkan untuk merawat betina itu disarangnya.
“luka ini sungguh parah, jika kau paksakan untuk terbang maka kau akan cacat seumur hidup” kata sijantan.
“lantas aku harus bagaimana?” tanya sibetina dengan kebingungan.
“baiknya kau tinggal disarangku untuk sementara dan aku akan berusaha mengobati lukamu” tawaran si jantan.
“baiklah, jika itu yang terbaik untuk kesembuhanku aku akan mengikuti saranmu” kata sibetina.
Sijantan membawa merpati betina itu
kesarangnya untuk mengobati luka tembakan yang ada disayapnya. Beberapa
hari merpati betina tidak bisa terbang kemanapun. Bahkan untuk bergerak
mencari makanan pun ia tak mampu. Selama ia kesakitan ia hanya
menggantungkan hidupnya kepada merpati jantan. Dengan jiwa sosial yang
tinggi merpati jantan itu dengan ikhlas merawat dan mencarikan makan
untuk merpati betina itu.
selama 65 hari merpati itu tinggal di sarang merpati jantan, sijantan merawatnya hingga lukanya sembuh.
suatu hari disaat sijantan pulang dari mencari makanan ia sangat kaget. Merpati betina itu sudah tiada lagi di sarangnnya. Entah kemana, bahkan tanpa berpamitan maupun berterimakasih terlebih dahulu. Namun sijantan tidak marah kepadanya.
“merpati betina itu pergi kemana??? Apakah dia sudah benar benar
sembuh dan bisa untuk terbang lagi????” tanya dalam hati sijantan penuh
rasa was was.selama 65 hari merpati itu tinggal di sarang merpati jantan, sijantan merawatnya hingga lukanya sembuh.
suatu hari disaat sijantan pulang dari mencari makanan ia sangat kaget. Merpati betina itu sudah tiada lagi di sarangnnya. Entah kemana, bahkan tanpa berpamitan maupun berterimakasih terlebih dahulu. Namun sijantan tidak marah kepadanya.
“sudahlah, mungkin dia sudah sembuh sepenuhnya” kata dalam hati sijantan.
Kini sijantan kembali hidup seperti semula, hidup sendiri dan mencari kebutuhan untuk dirinya sendiri.
Tidak terasa telah 6 bulan kepergian
sang betina itu. Seperti biasa sijantan pergi terbang ke udara untuk
mencari makanan. Pada hari itu terdengarlah suara keras senapan angin
membumbung tinggi keudara. Namun suara tembakan itu tidak mengarah ke
tubuhnya. Terlintas dibenak sijantan tentang merpati betina yang telah
ia tolong beberapa bulan yang lalu. Sijantan bergegas terbang kearah
sumber suara itu, dari atas langit terlihatlah seekor merpati dibawah
sana tergeletak lemas. Ia terbang kearah merpati itu, dan begitu
terperanganya sijantan setelah sampai ke daratan. Ternyata merpati yang
tergeletak lemas itu adalah merpati betina yang ia tolong beberapa
bulan yang lalu. Tanpa berpikir panjang, ia membawa merpati betina itu
kesarangnya. Akan tetapi luka tembakan kali ini lebih parah dibandingkan
sebelumnya. Kali ini ia tidak bisa menolongnya, dan merpati betina itu
pun cacat seumur hidup. Setelah kejadian itu merpati betina tinggal
bersama dengan merpati jantan. sang jantan setiap hari mencarikan
makanan kepada sibetina dengan iklhas. Merpati betina sadar betapa baik
hatinya si merpati jantan itu, dia kecewa telah menyianyiakan
kebaikannya sebelumnya.
Dari cerita diatas dapat diambil pelajaran bahwa hargailah perjuangan
orang lain serta kasihilah orang yang mengasihimu seperti saat orang
itu mengasihimu...
No comments:
Post a Comment